DIGITALISASI PERTANIAN SOLUSI BERAS LANGKA

Hot Issue

Hampir beberapa bulan ini tersiar berita mengenai kelangkaan beras baik di pasar tradisional, toko sembako, maupun di swalayan retail. Akibat kelangkaan beras tersebut saat ini harga beras medium menyentuh angka Rp-16.000,00/kg atau Rp-800.000,00/karung, dan untuk beras premium menyentuh angka Rp.18.000,00/kg atau Rp-900.000,00/karung. Hal ini karena harga yang dijual oleh produsen sudah tinggi, sehingga pihak toko retail maupun pasar tradisional mengikuti HET (Harga Eceran Tertinggi) yang juga mengalami kenaikan.

Menurut Menteri Perdagangan salah satu pemegang kebijakan perdagangan di Indonesia kenaikan beras ini salah satunya disebabkan oleh masa panen di dalam negeri yang lambat, akibatnya pemerintah harus memasok beras impor ke pasaran untuk mencukupi kebutuhan masyarakat walaupun dengan harga tinggi. Tidak hanya itu, alasan penyebab kelangkaan beras lainnya yaitu, para pedagang juga enggan menjual beras dari Perum Bulog. Menurut pedagang, beras Bulog hanya menghasilkan keuntungan yang sedikit. Sebagai contoh jenis beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan) dengan harga Rp-10.900,00/kg pedagang hanya mendapatkan keuntungan Rp-200,00. Waduh, kasihan petani, ya, Sobat Nore. Berat sekali menjadi ujung penanggung jawab kelangkaan beras yang dianggap panennya lambat, padahal faktor cuaca juga berpengaruh.

Pertanian

Nono jelasin dulu gimana konsep dari pertanian itu sehingga bisa menambah wawasan dan dapat menjadi bahan renungan untuk solusi pertanian di Indonesia. Pertanian adalah sebuah kegiatan manusia di sektor ekonomi dengan melibatkan tanaman dan ternak dalam proses produksinya untuk menghasilkan bahan setengah jadi seperti makanan, pakan ternak, serat, dan berbagai bahan baku lainnya. Proses kegiatan produksinya dapat dijabarkan seperti penanaman, pemeliharaan, panen, dan distribusi.

Tidak hanya yang Nono jelaskan di atas saja, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam aktivitas pertanian, aspek ini yang akan menentukan keberhasilan serta dapat digunakan sebagai pengembangan sebuah sistem pertanian. Aspek penting dalam pertanian tersebut, antara lain:

  1. Tanaman: Merupakan salah satu aspek penting pertanian yang budidayanya menghasilkan sumber pangan seperti padi, gandum, jagung, sayur, dan buah-buahan, serta sumber non-pangan seperti kapas, karet, dan tembakau. Kualitas bibit tanaman akan berpengaruh ke tingkat keberhasilan dalam pertanian.
  2. Ternak: Sama seperti tanaman namun hasil budidaya dari ternak lebih cenderung pada sumber bahan pangan seperti daging, susu, telur, dan sarang burung (walet), yang dapat kita peroleh pada beberapa hewan ternak seperti sapi, kambing, babi, ayam, dan burung walet. Dan sumber non-pangan seperti kulit sapi, bulu domba, dan bulu unggas yang dapat digunakan pada produk seperti jaket kulit, sepatu kulit, dompet kulit, benang woll, shuttlecock.
  3. Teknologi Pertanian: Teknologi merupakan alat yang digunakan untuk mengolah pertanian agar memperoleh hasil yang baik dan maksimal. Beberapa penggunaan teknologi dalam pertanian contohnya mesin pertanian, irigasi, pupuk, pestisida, dan teknologi informasi.
  4. Agroindustri: Beberapa hasil pertanian yang dapat diolah menjadi produk olahan atau terintegrasi ke dalam industri makanan dan minuman, bioenergi, serta industri lainnya.
  5. Pertanian Berkelanjutan: Konsep pertanian yang ramah lingkungan, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan mempertahankan keseimbangan ekosistem alam.

Itu dia Sobat Nore beberapa aspek pertanian yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pertanian. Namun yang sangat disayangkan dari sektor pertanian di Indonesia adalah masih terbatasnya pengembangan teknologi pertanian yang digunakan. Teknologi pertanian yang dikembangkan hanya sebatas mesin-mesin alat bantu pertanian, sedangkan untuk saat ini masih minim pengembangan teknologi pertanian di bidang digitalisasi sistem. Padahal banyak sekali lahan pertanian seperti sawah yang membutuhkan informasi yang cepat tentang ketersediaan air, keadaan cuaca, stok ketersediaan pupuk, dan informasi penting lainnya. Bisa jadi beras langka salah satunya karena permasalahan belum adanya digitalisasi pertanian ini Sobat Nore.

Digitalisasi Pertanian

Dengan beberapa isu permasalahan dan aspek yang berpengaruh di atas, menurut Nono perlu ada pengembangan pada aspek teknologi pertanian. Pengembangan tersebut lebih difokuskan pada “Digitalisasi Pertanian”, hal ini untuk menunjang informasi, produktivitas, serta efisiensi petani dalam mengelola pertaniannya. Digitalisasi pertanian adalah pertanian digital dengan basis teknologi informasi dan komunikasi dalam seluruh rantai nilai pertanian. Tujuan digitalisasi pertanian adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi untuk keberlanjutan serta kesejahteraan petani.

Ada beberapa aspek kunci yang akan menunjang pertanian ketika menggunakan sistem digitalisasi, aspek ini yang nantinya akan terintegrasi dengan solusi dari setiap masalah dalam pertanian:

  1. Pemantauan Tanaman: Dengan sensor, dron atau teknologi pemantau lainnya untuk mengumpulkan data mengenai kondisi tanaman, kelembaban tanah, tingkat nutrisi, keberadaan hama atau penyakit pada tanaman.
  2. Pertanian Presisi: Dengan teknologi GPS atau sistem informasi geografis, untuk pemetaan lahan dan memberikan input pertanian pada tempat yang tepat dan presisi, sehingga dapat menyesuaikan penggunaan pupuk dan pestisida untuk tanaman.
  3. Internet of Things (IoT): Menghubungkan peralatan pertanian dengan sensor dan perangkat lainnya ke internet untuk pengumpulan serta pertukaran data secara real-time agar pengambilan keputusan bisa dibuat berdasarkan informasi terkini dengan cepat.
  4. Aplikasi Pertanian: Aplikasi yang dapat diakses di berbagai platform digital untuk membantu petani dalam perencanaan tanam, manajemen inventaris, pemantauan cuaca, dan interaksi pasar.
  5. Otomatisasi: Menggunakan robot atau mesin otomatis untuk pekerjaan pertanian seperti pengairan, pemberian pupuk, dan penyemprotan pestisida.
  6. Sistem Manajemen Pertanian: Implementasi teknologi untuk memantau kesehatan tanaman, manajemen inventaris, dan logistik.
  7. Pasar Digital: Platform online yang dapat menghubungkan petani dengan pedagang, konsumen, dan pasar online sehingga tidak ada permainan harga yang ekstrim dan merugikan beberapa pihak terutama petani.

Nore Custom System

Bagaimana, Sobat Nore, menarik bukan jika sistem pertanian di Indonesia mulai bergerak menuju Digitalisasi Pertanian terutama tanaman yang menjadi komoditas pangan seperti padi? Tidak usah khawatir, Nore Inovasi siap membantu digitalisasi pertanian Sobat Nore sesuai dengan kebutuhan sistem yang dikehendaki. Beberapa custom system yang telah kami kembangkan dan berguna untuk beberapa bidang usaha, antara lain:

  1. Logistic tracking: Digunakan oleh perusahaan ekspedisi dalam melacak pengiriman paket dan shipping.
  2. Monitoring, Recruitment & Performance Control: Digunakan perusahaan dalam proses seleksi penerimaan karyawan dan kontrol kinerja karyawan.
  3. Smart Bird Nest Monitor and Control: Digunakan di perusahaan peternakan burung, untuk monitoring keadaan dan kondisi peternakan.
  4. Other System: Sistem lain yang dapat Nore Custom System kembangkan sesuai keinginan Sobat Nore.

Digitalisasi Pertanian bersama Nore Inovasi dapat memberikan alternatif solusi kelangkaan beras yang saat ini terjadi. Mulai era digitalmu bersama Nore Inovasi “No Repot, No Rempong” sekarang juga.

Share This Post

recently post